Dalam koran kompas banyak berita yang menunjukkan banyaknya spiritualitas pemimpin yang sudah Bobrok dan lemah. Hal ini tidak hanya diluar sana, tapi juga dalam gereja. Dimana spiritualitas pemimpin dalam gereja dan jemaat harus berkembang secara maksimal. Gereja hari ini telah bergeser menjadi consumer church. Ada perbedaan yang besar antara consumer church dan missional church.
Kalau consumer church biasanya orang hanya bilang "i go to church". Berbeda dengan yang bilang "i am the church". Ketika kita di gereja kita harus membuat orang di sebelah kiri kanan kita merasakan sejahtera karena kita sharing iman kehidupan kita.
Kita harus mengejar kerohanian yang baik, yang sejati. Dan itu hanya bisa diperoleh jika kita bisa melepas hak kita. Atlit yang professional bisa makan apa saja bukan? Tapi mereka mengorbankan perasaan mereka demi sebuah penghargaan dan hadiah yang besar. Mereka mau main-main, mau jalan-jalan. Tapi karena pelatih bilang tidak maka mereka pun taat. Masakan hadiah seperti itu saja mereka bersedia mengorbankan diri dan hak mereka. Kenapa kita tidak mengorbankan hak dan keinginan diri kita dan melayani dan taat pada Tuhan.
Sering dalam gereja kita bilang, saya maunya begini. Ini bukan melepaskan hak. Karena pekerjaan Tuhan jauh lebih penting diatas segalanya. Inilah kerohanian yang sejati.
Bagaimana kita bisa mengembangkan kerohanian kita? Hidup bagi orang lain. Apakah kita hidup diatas orang lain bagi diri kita. Atau hidup dibawah orang lain bagi Yesus? Banyak misionaris yang berani melakukan hal ini agar orang lain dapat diselamatkan. Mari kita belajar hidup bagi orang lain. Tinggalkan zona kenyamanan kita agar orang lain dapat datang kepada Injil dengan lebih mudah.
Kerohanian yang sejati itu hanya bisa dicapai dengan perjuangan. Memilih antara bermain sama teman atau baca alkitab? Tinggalkan yang menjadi hak kita. Sukacita lahir dari perjuangan yang berat. Seperti Ayub yang berjuang dalam masa sukarnya. Dari mana kemenangan itu bs diperoleh? Perjuangan!
No comments:
Post a Comment