Filipi 3:8-9 (TB)
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
1 Korintus 4:3-4 (TB)
Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi.
Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.
Pembahasan :
Sokrates mengatakan, hidup yang tidak teruji itu hidup yang tidak layak untuk dihidupi.
Maksudnya disini ialah agar kita mengenal diri kita sendiri. Tanpa mengenal diri sendiri bagaimana kira bisa mengenal segala sesuatu di luar diri kita sendiri.
Berbicara mengenai mengenal diri atau self identity ada 2 hal
Pertama, sense of self.
Ini artinya berbicara "aku ini siapa?" contoh: kita memiliki beberapa peran yaitu ayah bagi anak anak, anak dari ayah kita. Pendeta di grii, pemain bola dan lain lain sebagainya. Kita harus mengenal diri. Ada kelainan yang harus kita hindari yaitu multiple personality disorder. Disaat yang bersamaan kita bisa menjadi orang yang berbeda disaat yang berlainan.
Kedua, sense of worth.
Ini berbicara apakah aku ini berharga? Ini berbicara harga diri.
Dilihat dari big picture nya ada dua zaman yang berbeda yaitu
Pertama, jaman dulu,
Manusia ditentukan jati diri nya dari hal hal yang diluar diri nya seperti lahir dari suku apa, keturunan siapa dan lain sebagainya. Seperti ketika seorang Ravi Zakaria kembali ke india dia di perkenalkan berdasarkan ayahnya.
Kedua, jaman sekarang (now).
Menekankan diri dan melihat ke dalam diri kita akan apa yang bisa kita lakukan. Berbeda dan sangat kontras dengan zaman dulu yang melihat keluar dari diri kita.
Jika kita melihat lebih serius dan lebih dalam kita bisa melihat hal positif dari gaya pemikiran zaman sekarang namun juga banyak hal yang negatif nya. Mari kita lihat problem dari identity zaman now. Ada 3
3 PROBLEM PANDANGAN ZAMAN NOW
Pertama, pandangan ini bersifat incoherent. Pandangan ini tidak make sense. Tidak memikirkan apa yang orang lain katakan. Hal ini seakan tidak make sense.
Contoh: ketika di tanya kita mau apa, kita menjawab banyak jawaban dan satu dan lainnya saling bertentangan.
Kedua, pandangan be what you want to be. Hal ini bersifat ilusi. Karena jati diri kita, siapa kita, harga diri kita. Mau tidak mau sangat di pengaruhi oleh orang lain. Menurut pak budi, kita ultimately tidak bisa mengatakan kita ini seperti apa kecuali kita sakit jiwa.
Ketiga, pandangan ini menghancurkan hidup orang orang di sekeliling kita juga. Mengapa? Karena ketika kita mengatakan mau menjadi apa yang kita mau, kita ga pernah mau jadi tukang sampah atau kuli panggul. Orang tidak pernah bilang atau berpikir mau jadi tukang sampah, homeless. Artinya kita pasti mau jadi orang yang berhasil.
Sering kita tidak menjadi apa yang kita ingin kan, banyak orang yang tidak menghidupi hidup yang ia inginkan dulunya. Sehingga banyak orang yang mengalami depresi. Karena banyak hal lain dalam hidup seseorang yang ingin di capai namun tidak dicapai. Mencapai sesuatu hal namun banyak hal yang tidak tercapai. Sehingga dengan pemikiran zaman now ini bisa menjadi masalah.
No comments:
Post a Comment